|
Sumber : google.co.id |
Teknologi masa kini semakin maju. Terutama teknologi dalam bidang pelayanan masyarakat. Seperti yang sedang heboh di Negara ini, sebut saja Go-Jek, Grab Bike, dan lain sebagainya. Go-Jek dan layanan sejenisnya merupakan layanan antar-jemput dengan menggunakan motor (seperti ojek) dengan memesan lewat sebuah aplikasi secara online. Selain digunakan untuk antar-jemput, layanan ojek online ini juga bisa digunakan untuk memesan makanan, mengantar paket, bahkan memesan orang untuk membersihkan rumah (layanan Go-Jek bernama Go-Clean).
Namun, beberapa hari yang lalu, layanan ojek online ini sempat akan diberhentikan atau dilarang oleh Menhub Jonan. Alasan Menhub Jonan melarang hal tersebut karena beliau menganggap ojek online selama ini tidak mematuhi Undang-Undang RI yang berlaku. Akibat hal tersebut, banyak netizen memprotes melalui media sosial, seperti Twitter dan mereka membuat hashtag #SaveGojek. Hashtag tersebut bahkan menjadi trending topic di Twitter.
Modiff Motor dilarang, Skrang orang Cari duit halal dengan Kerja jadi Ojek Online dilarang.Terus KapanMajuNya Bangsa ini - @RanggaTok07
Kalo mau ngelarang ojek online, tolong kasih solusi yg lebih nyaman dan pro rakyat - @bhenk2
Aksi protes tersebut didengar oleh Presiden Joko Widodo. Presiden Jokowi berkata bahwa pelarangan ojek online tersebut sangat bertentangan dengan prinsip Presiden Jokowi, Menurut beliau, sepanjang itu dibutuhkan masyarakat dan tidak merugikan, itu tidak akan menjadi masalah. Presiden Jokowi pun bertindak tegas dengan memanggil Menhub Jonan agar pelarangan ojek online dibatalkan. Akhirnya Menhuh Jonan mencabut larangan tersebut. YEYYYYYYY!!!
|
Sumber : Twitter |
Selain sangat bermanfaat bagi masyarakat, layanan ojek online ini juga bermanfaat bagi driver-nya. Banyak driver ojek online yang sangat bersyukur karena pendapatannya yang cukup untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Saya pernah menggunakan Go-Jek untuk pertama kalinya lalu dengan memanfaatkan momen itu, saya bertanya-tanya tentang pengalamannya selama menjadi driver Go-Jek. INI PERCAKAPAN ASLI SAYA DENGAN DRIVER GO-JEK
S sebagai Saya, G sebagai Go-Jek.
S : "Mas udah berapa lama kerja jadi Go-Jek?"
G : "Saya masih baru sih mas di Go-Jek, kira-kira baru bulan Maret kemarin saya daftar"
S : "Mas umurnya berapa?"
G : "Saya sudah 32 tahun mas?"
S : "Waduh salah manggil, mestinya manggilnya 'Pak'" (dalam hati)
G : "Alhamdulillah saya udah punya istri dan 3 anak, anak saya yang paling tua sudah SMP, yang paling kecil masih umur 3 tahun"
S : "Owh gitu, terus pendapatannya gimana mas per hari?"
G : "Oh lumayan mas, saya per hari bisa dapet 250.000, lumayan buat kebutuhan sehari-hari, buat susu anak"
S : "Owh lumayan banget ya mas, oh iya mas kenapa masuk Go-Jek?"
G : "Saya dulu sebenernya ojek pangkalan di Gang Kedondong (di Jalan Margonda Depok), terus saya diajak sama orang dari Go-Jek, yaudah saya daftar aja, setelah saya jadi Go-Jek pendapatan saya Alhamdulillah lumayan banget mas daripada saya dulu jadi ojek pangkalan"
S : "Oh iya, terus mas pernah engga dicegat sama ojek pangkalan gitu?"
G : "Pernah mas, sampai berantem saya, tonjok-tonjokan"
S : "Sampai tonjok-tonjokan?" (kaget) :-O
G : "Iya mas, saya pernah dicegat sama ojek pangkalan di Cibubur, dia kan ngelarang saya lewat, yaudah saya adu jotos aja sama dia"
G : "Saya sebenernya pernah ngajak tukang-tukang ojek pangkalan di sini (BBM, Depok) tapi engga ada yang mau mas"
Sepanjang jalan saya terus mendengarkan ceritanya dia yang cukup seru
Ternyata, beberapa pihak merasa dirugikan oleh ojek online, terutama kalangan tukang ojek pangkalan. Mereka menganggap ojek online membuat ojek pangkalan menjadi sulit untuk mendapatkan penumpang.
Menurut saya, ojek online ini atau layanan sejenis merupakan salah satu inovasi yang sangat bagus, terutama untuk meningkatkan layanan masyarakat serta meningkatkan jumlah pengusaha ekonomi kreatif di Negara ini untuk bersaing dengan Negara lain di ASEAN maupun dunia.
Lalu, bagaimana menurut kalian para pembaca terutama dari kalangan ABG? Pentingkah ojek online bagi kalian?